Pangerang Harry. (Foto: AFP)

JAKARTA, Eranasional.com – Pangeran Harry mengaku dirinya telah membunuh sedikitnya 25 orang saat bertugas militer di Afghanistan. Dia merasa tindakan itu seperti menghilangkan bidak-bidak dari papan catur.

Pengakuan Pangeran Harry itu ada di dalam memoar Pangeran Harry Putra Raja Inggris Charles III yang akan diterbitkan pekan ini. Dia menyebut jumlah orang-orang yang dibunuhnya.

“Angka dari saya adalah 25. Itu bukan angka yang mengisi diri saya dengan kepuasan, tapi angka itu juga tidak membuat saya malu,” tulis Pangeran Harry dalam buku berjudul “Spare”.

Dia menyebutkan, kamera yang ditanamkan di hidung helikopter Apache membuat dirinya dapat menilai misinya dan memutuskan berapa orang yang hendak dia bunuh.

Dia membenarkan tindakannya atas dasar memori serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS) dan setelah bertemu dengan keluarga korban.

Pangeran Harry menegaskan, mereka yang bertanggung jawab dan yang bersimpati terhadap pelaku 9/11 dianggapnya sebagai ‘musuh kemanusiaan’, dan berperang melawan mereka dianggapnya sebagai aksi balasan terhadap kejahatan kemanusiaan.

Afghanistan kini dibawah pemerintahan Taliban. Pemimpin senior Taliban, Annas Haqqani mengkritik Pangeran Harry.

“Bapak Harry! Orang-orang yang Anda bunuh itu bukan bidak-bidak catur, mereka itu manusia,” kata Haqqani melalui Twitter. Dia pun menuduh Harry telah melakukan kejahatan perang.

“Sebenarnya yang Anda katakan, rakyat kami yang tidak berdosa adalah bidak-bidak catur untuk tentara-tentara militer dan pemimpin politik Anda. Tetap saja, Anda kalah dalam ‘permainan’,” tegas Annas Haqqani.

Sementara itum Juru Bicara pemerintah Afghanistan, Bilal Karimi mengatakan, kejahatan seperti itu tidak terbatas pada Harry saja, tapi juga dilakukan setiap negara yang menduduki dan punya sejarah kejahatan seperti yang terjadi di negaranya.

Dia menegaskanm Afghanistan tidak akan melupakan kejahatan perang dari penjajah dan akan tetap menjaga semangat melindungi agama dan negaranya agar tetap hidup.

Pangeran Harry bertugas selama 10 tahun di militer Inggris dengan pangkat Kapten.

Dia bertugas di dua tempat melawan Taliban. Pertama, sebagai pengendali panggilan udara dalam serangan 2007 dan 2008. Kedua, menerbankan helikopter tempur pada 2012 dan 2013.