Kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin diserang drone. (Foto: Tangkapan layar video Reuters)

MOSKOW, Eranasional.com – Pemerintah Rusia mengeklaim telah menembak jatuh dua drone yang ditujukan ke kediaman Presiden Vladimir Putin di Kremlin. Mereka menyebut serangan drone tersebut merupakan upaya teroris melakukan pembunuhan terhadap Putin.

“Dua kendaraan tak berawak (drone) ditujukan ke Kremlin. Perangkat-perangkat tersebut dimatikan,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, dilaporkan France24, Rabu (3/5/2023).

Kremlin mengatakan, serangan drone itu terjadi pada antara Selasa dan Rabu malam.

Sisa-sisa drone yang jatuh berada di dalam Kremlin tetapi tidak melukai siapa pun, tambah pernyataan tersebut.

Kremlin mengatakan operasi ini merupakan tindakan teroris yang direncanakan dalam upaya untuk membunuh Presiden Federasi Rusia. Namun disebutkan, Putin tidak terluka dan tidak ada korban jiwa dalam serangan ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Istimewa/Reuters)

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, saat kejadian Putin sedang bekerja di kediamannya dekat Moskow dan masih akan berpartisipasi dalam parade Hari Kemenangan Perang Dunia II yang dijadwalkan berlangsung di Lapangan Merah pekan depan seperti yang direncanakan.

Menanggapi hal ini Ukraina membantah dengan mengatakan mereka tidak menargetkan Kremlin.

Ukraina tidak ada kaitannya dengan serangan drone terhadap Kremlin,” kata Juru Bicara Presiden Ukraina, Mikhaylo Podolyak.

“Laporan-laporan yang direkayasa seperti ini oleh Rusia harus dianggap semata-mata sebagai upaya untuk menyiapkan latar belakang informasi untuk serangan teroris dalam skala besar terhadap Ukraina,” kata Podolyak.

Dalam lima hari terakhir Rusia mengalami sabotase di mana dua rangkaian kereta keluar rel oleh ledakan, kebakaran depot minyak di dekat dan di Crimea, serta jaringan listrik yang meledak di dekat Saint Petersburg.

Dalam sebuah pernyataan, Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan penerbangan drone dilarang di ibu kota Rusia kecuali izin khusus yang telah diperoleh dari otoritas pemerintah.

Seorang pejabat tinggi Rusia mendesak untuk segera menghancurkan rezim Kiev (Ukraina) setelah serangan drone tersebut.

“Kami akan menuntut penggunaan senjata yang mampu menghentikan dan menghancurkan rezim teroris Kiev,” kata Vyacheslav Volodin, juru bicara Duma Rusia dan sekutu Putin.

“Tidak ada negosiasi yang dapat dilakukan dengan rezim Zelensky,” sambungnya.

Seorang pejabat Senior Presiden Ukraina, Mikhail Podolyak, menegaskan bahwa Kiev tidak ada hubungannya dengan serangan drone terhadap Kremlin. Menurutnya langkah seperti itu tidak akan mencapai apa-apa bagi Kiev di medan perang dan hanya akan memprovokasi Rusia untuk mengambil tindakan yang lebih radikal.

Podolyak, dalam komentar yang dikirim ke Reuters, seperti dikutip France24, mengatakan tuduhan bahwa Kiev berada di balik serangan tersebut, dan penangkapan pelaku sabotase Ukraina yang dituding oleh Rusia, dapat menunjukkan Moskow sedang mempersiapkan serangan dalam skala besar terhadap Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

“Menurut pendapat saya, jelas laporan tentang serangan terhadap Kremlin dan, pada saat yang sama, penangkapan yang diduga teroris Ukraina di Crimea, dengan jelas menunjukkan persiapan Rusia untuk melakukan serangan dalam skala besar beberapa hari mendatang,” tuturnya.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan dirinya tidak dapat memvalidasi tuduhan Rusia bahwa Ukraina mencoba membunuh Putin dalam serangan drone, tetapi mengatakan ia akan mempertimbangkan segala hal yang berasal dari Kremlin dengan sangat berhati-hati.

Apakah Amerika Serikat akan mengkritik Ukraina jika ia memutuskan untuk menyerang kembali wilayah Rusia, Blinken mengatakan keputusan seperti itu adalah porsi Ukraina untuk memutuskan tentang bagaimana cara mempertahankan diri.