Aksi protes mengecam konflik etnis di Manipur, India. (Foto: Ist/BBC)

NEW DELHI, Eranasional.com – Dua orang wanita ditelanjangi, diarak dan diperkosa secara massal di Manipur, India. Peristiwa mengerikan itu dipicu konflik antara dua etnis, yakni etnis Meitei dan Kuki.

Konflik antaretnis di Manipur ini sebenarnya terjadi sejak Mei 2023 lalu. Konflik itu dipicu perselisihan soal akses terhadap pekerjaan pemerintah serta manfaat lainnya.

Akibat konflik tersebut menyebabkan terjadinya bentrokan berdarah. Rumah-rumah dan tempat ibadah dibakar sehingga memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke kamp-kamp yang disediakan pemerintah India.

Etnis Meitei merupakan mayoritas di wilayah itu dan sebagian besar menganut agama Hindu. Mereka bertempat tinggal di dalam dan sekitar wilayah Imphal. Sementara, etnis Kuki sebagian besar beragama Kristen tinggal di area perbukitan setempat.

Etnis Kuki memprotes tuntutan etnis Meitei yang meminta kuota untuk pekerjaan publik dan penerimaan perguruan tinggi sebagai bentuk tindakan afirmatif.

Protes itu membangkitkan kembali kekhawatiran lama di kalangan etnis Kuki bahwa etnis Meitei akan bisa diizinkan mendapatkan tanah di daerah yang saat ini disediakan untuk mereka dan etnis minoritas lainnya.

Akibat konflik itu, lebih dari 140 orang dinyatakan tewas. Konflik ini juga menjadi pemicu perbuatan yang tidak manusiawi terhadap dua wanita dari etnis Kuki.

Aksi protes mengecam konflik etnis di Manipur, India. (Foto: Ist/BBC)

Dilansir dari Hindustan Times, Sabtu (22/7), dua wanita etnis Kuki tersebut diarak dalam kondisi telanjang bulat, lalu diperkosa secara massal di Manipur tanggal 4 Mei 2023. Namun, perilaku biadab tersebut viral pada Rabu (19/7) dan memicu kemarahan publik India.

Sebenarnya, wanita yang menjadi korban sempat diselamatkan oleh polisi bersama tiga anggota keluarganya. Namun, massa dari etnis Meitei menghadang polisi dan para penyintas.

Sebelumnya, massa dari etnis Meitei membunuh seorang pria berusia 56 tahun, kemudian menelanjangi dan mengarak dua wanita, lalu memperkosanya secara massal.

Sikap Polisi India Dipertanyakan

Peristiwa tersebut memunculkan pertanyaan akan peran polisi yang semakin diragukan oleh masyarakat India.

Peran polisi India dipertanyakan setelah beredar surat pengaduan tertulis dari kerabat salah satu korban wanita. Pengaduan tertulis itu menyebut massa diduga mengambil para korban yang berlindung di kantor polisi.

Dua orang yang selamat menuduh polisi yang ada di lokasi tidak melakukan apa pun untuk membantu para korban. Beberapa laporan media setempat yang mengutip pernyataan pejabat polisi India anonym menyatakan jumlah apparat polisi kalah saat peristiwa itu terjadi.

Seorang pejabat senior pemerintah yang meminta identitasnya tidak disebut mengungkapkan bahwa polisi India telah menerima lebih dari 6.000 pengaduan sejak dimulainya kekeran pada 3 Mei 2023 dan keterlambatan dalam menangani kasus ini bisa jadi karena jumlah polisi di Manipur sangat kecil.

Aksi protes mengecam konflik etnis di Manipur, India. (Foto: Ist/BBC)

Pejabat itu mengatakan, seandainya pemerintah India menerima video tersebut lebih awal, maka tersangka dapat ditangkap lebih cepat. Polisi Manipur belum menanggapi pertanyaan soal lambatnya penanganan perkara.

Dalam pengaduannya, korban mengatakan dirinya dan korban lainnya diselamatkan oleh polisi. Tetapi, tak lama kemudian datang sekelompok massa yang kejam dan memaksa mereka telanjang bulat lalu diarak.

“Ada 8.000 hingga 1.000 pria yang mayoritas membawa senjata saat peristiwa itu terjadi,” ungkap korban.

Korban ini juga menceritakan, salah wanita yang menjadi korban berusia 21 tahun, dan diperkosa secara brutal di siang hari terik. Selain dua wanita yang menjadi korban, ada seorang wanita lainnya dari etnis Kuki dipaksa telanjang bulat.

Organisasi suku dan wanita Kuki meyebutkan beberapa wanita lain telah diperkosa di negara bagian tersebut dan mencantumkan banyak kejahatan keji lainnya terhadap para wanita.

Rumah Pelaku Dibakar

Ada empat orang terduga pelaku ditangkap terkait peristiwa itu. Aktivis wanita di Manipur mengaku dan membakar rumah salah satu seorang terduga pelaku.

Mereka melemparkan tumpulan jerami ke rumah salah satu pria diduga pelaku di Imphal dan membakarnya.

Aksi protes mengecam konflik etnis di Manipur, India. (Foto: Ist/BBC)

Saat api berkobar, para wanita, anggota Komunitas Meitei, seperti tersangka, merobohkan dinding dan atap rumah tersebut dengan tongkat.

Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi menyebut peristiwa ini telah mempermalukan negara di mata dunia internasional. Dia menegaskan, para pelaku tidak akan bisa menghindar dari perbuatannya.

“Tidak ada perbuatan yang salah akan terhindar dari sanksi hukum,” tegas Narendra.

Sementara itu, Ketua Menteri Manipur Biren Singh mengatakan para pelaku atau orang-orang yang terlibat aksi kejahatan itu akan dituntut hukuman mati.