Pemerintah India berencana mengganti nama negaranya menjadi Bharat. (Foto: Ist/AP)

Para pejabat juga menilai nama India adalah warisan Inggris dan ‘simbol perbudakan’. Inggris memerintah India selama 200 tahun hingga akhirnya memperoleh kemerdekaan pada 1947.

Menanggapi keingina perubahan nama itu, sejarawan India kontemporer, Revincer Kaur, mengatakan sejumlah politikus BJP terpicu salah satunya dikarenakan penamaan kelompok oposisi.

“Sebagai partai berkuasa, BJP berupaya melakukan perlawan dengan mencari nama lain. Namun yang menarik adalah India sudah memiliki nama ganda yang tercantum dalam konstitusi,” ujar Kaur, dikutip dari Times.

Negara dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu ini secara resmi dikenal dengan dua nama, yakni India dan Bharat, sesuai konstitusi India Pasal 1.

“India, yang adalah Bharat, akan menjadi Negara Kesatuan,” demikian bunyi Pasal 1 tersebut.

Namun, di antara dua nama tersebut, nama India yang kerap digunakan di dalam meneri dan luar negeri.

Sementara, Bharat adalah kata Sansekerta kuno yang diyakini banyak sejarawan berasal dari teks-teks Hindu awal. Kata ini juga digunakan sebagai pilihan bahasa Hindi untuk India.