Jailyn diletakkan di playpen atau area bermain bersama beberapa botol susu.

Kamera bel pintu tetangga menangkap jeritan Jailyn yang kerap terdengar, termasuk jeritan sekitar pukul 01.00 pagi, dua hari setelah Candelario pergi.

Saat itu terjadi, Candelario berada di Puerto Rico bersama teman prianya.

Setelah beberapa hari di pantai dan singgah di Detroit, dia kembali ke rumah pada 16 Juni tahun lalu dan mendapati Jailyn telah meninggal.

Candelario mengaku bersalah bulan lalu atas satu dakwaan pembunuhan berat dan satu dakwaan membahayakan anak.

Dalam persidangan, ahli patologi forensik Elizabeth Mooney mengatakan bahwa anak-anak mengalami kecemasan jika terpisah dari orang tuanya dengan tingkat terparah yakni ketika berusia sembilan hingga 18 bulan.

Dia meyakini Jailyn mengalami penderitaan hebat selama ditinggal oleh Candelario.

“Perasaan ditinggalkan selama berhari-hari, ditambah dengan rasa sakit karena kelaparan dan kehausan yang ekstrem adalah jenis penderitaan yang saya pikir tak satupun di antara kita yang bisa sepenuhnya memahami,” ujar dia, dikutip dari CNN, Rabu 26 Maret 2024.