SERBIA, Eranasional.com – Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic mengatakan Presiden Serbia Aleksandar Vucic memerintahkan tentara Serbia untuk berada dalam kesiapan tempur tertinggi yaitu pada tingkat penggunaan angkatan bersenjata.
Hal itu lantaran ada ketegangan antara Serbia dan Kosovo yang kembali memanas hingga Belgrade mengancam siap mengerahkan pasukan ke perbatasan untuk berperang.
“Pasukan kami dalam mode siap tempur di perbatasan kedua negara pada Selasa (27/12),” kata Menteri Pertahanan Serbia, Milos Vucevic pada Senin (26/12), seperti dikutip AFP.
Vucic juga meminta penambahan personel angkatan bersenjata khusus, dari 1.500 menjadi 5.000.
Pekan lalu, Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic, juga menyatakan hal serupa. Ia menilai situasi di utara Kosovo dekat perbatasan negaranya tengah diambang konflik bersenjata.
Mengapa Serbia mengancam siap perang di Kosovo?
Kosovo memang tengah bergejolak sejak November lalu. Konflik ini bermula saat ratusan pekerja etnis Serbia di Kosovo ramai-ramai mengundurkan diri.
Mereka memprotes keputusan kontroversial pemerintah Kosovo yang melarang orang Serbia di negara tersebut menggunakan plat nomor yang dikeluarkan Belgrade. Protes tersebut muncul dari berbagai kalangan profesi seperti hakim, jaksa, hingga polisi.
Menurut Al Jazeera, tercatat 600 polisi mengundurkan diri imbas kebijakan pelat nomor Serbia.
Mereka memprotes keputusan kontroversial pemerintah Kosovo yang melarang orang Serbia di negara tersebut menggunakan plat nomor yang dikeluarkan Beograd.
Protes itu muncul dari berbagai kalangan profesi seperti hakim, jaksa hingga ratusan polisi.
Para etnis Serbia itu memandang kebijakan pelat nomor itu sebagai penghinaan dan ancaman terhadap identitas mereka.
Kosovo terus bergejolak hingga 10 Desember. Saat itu, warga Serbia di Kosovo geram setelah pihak berwenang menangkap satu dari 600 mantan polisi Serbia yang mengundurkan diri.
Mereka kemudian protes dan mendirikan barikade. Aksi ini menyebabkan lalu lintas lumpuh di sekitar dua penyeberangan perbatasan.
Beberapa jam usai barikade didirikan, polisi Kosovo mengalami tiga serangan senjata api berturut-turut di salah satu jalan menuju perbatasan.
Barikade tersebut bertepatan dengan laporan penembakan yang meningkat. Penembakan terbaru juga dilaporkan terjadi pada 25 Desember lalu.
Pasukan penjaga perdamaian internasional yang dipimpin NATO di Kosovo (KFOR) kemudian menyelidiki insiden tersebut.
KFOR menyatakan penembakan saat Hari Natal itu terjadi di dekat Zubin Patok, salah satu kawasan patroli mereka dan melibatkan orang tak dikenal. Mereka juga mengatakan tak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Konflik antara Kosovo dan Serbia memang telah lama terjadi
Dikutip DW, rekam jejak permusuhan Kosovo-Serbia bisa ditilik usai perpecahan Yugoslavia menjadi Kroasia, Macedonia, Montenegro, Serbia, dan Slovenia.
Satu tahun kemudian protes dari penduduk Kosovo yang kala itu merupakan salah satu provinsi di Serbia pecah dan menuntut merdeka menjadi republik federal.
Puncaknya saat Kosovo mendeklarasikan kemerdekaannya lepas dari Serbia pada 2008 lalu.
Serbia dan sekutunya Rusia masih belum mengakui pemisahan diri Kosovo ini. Belgrade masih berupaya mengintegrasikan wilayah bekas provinsinya itu.
Deklarasi kemerdekaan Kosovo pada 17 Februari 2008 bahkan berbuntut protes pemerintahan Serbia. Mereka melancarkan aksi untuk memerangi deklarasi Kosovo, antara lain mengingatkan para duta besarnya untuk protes di berbagai negara yang mulai mendukung kemerdekaan Kosovo.
Sejumlah pihak menilai ketegangan Kosovo dan Serbia juga ikut memanas sejak invasi Rusia ke Ukraina berlangsung pada Februari lalu. **
Tinggalkan Balasan