Ilustrasi (Foto: Ist/Canva)

Analisa terpisah mengenai suhu udara selama bulan Juli 2023 yang diterbitkan Dr Karsten Haustein, ilmuwan cuaca dari Leipzig University, Jumat (30/7), memperkirakan suhu bulan Juli keseluruhan 0,2 derajat celcius lebih hangat dibandingkan Juli 2019.

Haustein mengatakan, tidak hanya Juli 2023 saja menjadi bulan terpanas dalam sejarah, tapi juga kemungkinan terpanas dalam ribuan, bahkan belasan ribu tahun terakhir.

“Kita mungkin harus mundur ke era Eemian sekitar 120.000 tahun lalu untuk menemukan kondisi yang sama,” ujar Haustein.

Panas Terasa Sampai di Kutub Selatan

Gelombang panas dilaporkan terjadi di berbagai belahan dunia seperti Eropa bagian selatan, Asia Tenggara, Afrika Utara, dan Amerika Serikat.

Suhu yang tinggi melebihi rekor ini juga menyebabkan kebakaran di Yunani, Kanada, dan Aljazair.

Menurut laporan Administrasi Meteorologi China, stasiun pemantau cuaca Sanbao di Turpan, Provinsi Xinjiang mencatat suhu 52,2 derajat celcius pada tanggal 16 Juli, sehingga menciptakan rekor baru bagi negara tersebut.