Ilustrasi (Foto: Ist/Canva)

Begitu pula suhu udara permukaan laut mencapai rekor tertinggi. Bahkan, di Kutub Selatan, yang sekarang ini sebenarnya masih musim dingin menambah rekor dengan suhu yang lebih tinggi dari biasanya.

Ilmuwan cuaca dari University of New South Wales Associate Professor Sarah Perkins-Kirkpatrick mengatakan semua ini akan berdampak besar bagi manusia.

“Kita berbicara mengenai suhu di 40 derajat atau lebih tinggi yang terjadi hampir setiap hari selama gelombang panas di daerah seperti Italia dan Yunani. Ini sangat menyiksa dan tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan hal tersebut, seberapa bugarnya pun Anda,” kata Sarah.

Emisi Gas Rumah Kaca

Penyebab terjadi suhu terpanas dalam sejarah ini disebabkan karena meningkatnya emisi gas rumah kaca.

Direktur Institute for Climate, Energy and Disaster Solutions Mark Howden mengatakan yang juga mengkhawatirkan adalah fenomena cuaca El Nino baru mulai terjadi lagi.

Dampak udara ini memang bervariasi di berbagai negara, namun secara keseluruhan membuat suhu udara global lebih tinggi dari rata-rata. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah musim panas yang sangat tinggi di Bumi bagian utara, padahal dampak dari munculnya El Nino terkait temperature global belum terasa.

“Jadi, ketika hal itu terjadi dan bisa saja terjadi dalam beberapa bulan mendatang, kita akan melihat berlanjutnya suhu panas ini,” ucap Howden.