Haniyeh tiba di ibu kota Mesir untuk bertemu dengan kepala mata-mata Kairo dan pejabat Mesir lainnya yang bertindak sebagai mediator utama.

Sementara itu, para pejabat Israel dalam pembicaraan dengan perwakilan AS dan Qatar telah mengindikasikan bahwa mereka terbuka terhadap gencatan senjata.

Pemimpin Hamas terakhir kali melakukan perjalanan ke Mesir pada awal November sebelum pengumuman satu-satunya jeda dalam pertempuran sejauh ini, yaitu gencatan senjata selama seminggu yang mengakibatkan pembebasan sekitar 110 dari 240 tawanan yang dibawa oleh Hamas ke Gaza pada 7 Oktober.

Kelompok Jihad Islam Palestina, yang juga menahan tawanan di Gaza, mengatakan pemimpinnya juga akan mengunjungi Mesir dalam beberapa hari mendatang untuk membahas kemungkinan diakhirinya perang.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan bahwa para utusan sedang mendiskusikan tawanan mana yang masih ditahan oleh kelompok Palestina yang dapat dibebaskan dalam gencatan senjata baru.

Begitupun sebaliknya tahanan mana yang mungkin akan dibebaskan Israel sebagai imbalannya.

Namun, masih ada jurang pemisah yang besar antara sikap kedua belah pihak yang dinyatakan secara terbuka mengenai penghentian pertempuran.

Hamas menolak jeda sementara dan mengatakan pihaknya hanya akan membahas gencatan senjata permanen.

Israel telah mengesampingkan hal itu dan mengatakan mereka hanya akan menyetujui jeda kemanusiaan terbatas sampai Hamas dikalahkan. (*)